Profil Singkat Prof. KH. Abdul Kahar Muzakir Tokoh Gerakan Pemuda Islam

Prof. KH. Abdul Kahar Muzakir merupakan pahlawan nasional yang juga merupakan salah satu pendiri sekaligus rektor pertama Universitas Islam Indonesia (UII). Abdul Kahar Muzakir lahir di Kotagede, Yogyakarta pada 16 April 1907 (beberapa sumber mencantumkan 1908).

Abdul Kahar Muzakir adalah anak dari Haji Mudzakkir, seorang pedagang terhormat di Kotagede. Sedangkan ibu Abdul Kahar Muzakir merupakan putri dari Haji Mukmin. Salah seorang saudara ibunya yaitu Haji Masyhudi ikut membentuk lahirnya organisasi Muhammadiyah di Kotagede.

Read More

Selain itu, Abdul Kahar Muzakir juga merupakan cicit dari Kyai Hasan Busyairi, seorang guru agama dan pemimpin tarikat Satariyah, yang dikenal juga sebagai salah satu seorang komandan laskar Pangeran Diponegoro ketika berperang melawan Belanda 1825-1830.

Nama Abdul Kahar Muzakir sering tertukar dengan Kahar Muzakkar. Di kemudian hari, Kahar Muzakir menambahkan kata “Abdul” di depan namanya. Menurut putra Abdul Kahar Muzakir, Rifqi Abdul Kahar, pertimbangan ayahnya menambah nama karena Abdul Kahar berarti hamba Tuhan, sedangkan Kahar merupakan nama Tuhan dalam asmaul husna.

Pendidikan

Abdul Kahar Muzakkir menempuh pendidikan dasarnya di sekolah Muhammadiyah Kotagede namun hanya sampai kelas dua. Setelah itu, Abdul Kahar Muzakir melanjutkan ke pesantren Mambaul Ulum di Solo.

Selanjutnya, dia meneruskan belajar ke Pesantren Jamseren di Solo dan Pesantren Tremas di Pacitan. Pada 1925, ketika Abdul Kahar Muzakir berusia 16 tahun, dirinya terbang ke Kairo untuk meneruskan pendidikannya. Di Kairo, Abdul Kahar Muzakir masuk di Fakultas Darul Ulum di Universitas Fuad (sekarang Kairo).

Abdul Kahar Muzakir lulus dari Universitas Kairo dan meraih gelar akademis dalam banyak bidang, seperti hukum Islam, ilmu pedagogi, serta bahasa Arab dan Ibrani. Ketika di Mesir, Abdul Kahar Muzakir aktif di berbagai forum kemahasiswaan Indonesia.

Abdul Kahar Muzakir bahkan ikut mendirikan Jamiyyat yubban al-Muslimin (Persatuan Pemuda Muslim Sedunia), suatu organisasi pemuda Islam yang akhirnya menerbitkan majalah Jurnal Seruan Azhar. Pada 1933, Abdul Kahar Muzakir juga ikut mendirikan Perhimpunan Indonesia Raya.

Kontribusi

Abdul Kahar Muzakir kembali dari Kairo pada 1938. Setelah itu, Abdul Kahar Muzakir mulai mengajar di Mu’allimin Muhammadiyah di Yogyakarta. Sejak 1953, Abdul Kahar Muzakir ikut dalam struktur Pengurus Besar Muhammadiyah sampai akhir hayatnya, 2 Desember 1973.

Abdul Kahar Muzakir tidak hanya berkontribusi di dalam negeri, melainkan juga di luar negeri. Abdul Kahar Muzakir pernah terpilih sebagai Ketua Perhimpunan Indonesia Raya. Perhimpunan Indonesia Raya sendiri merupakan organisasi pergerakan yang aktif memperkenalkan Indonesia ke kancah dunia, mengkampanyekan kemerdekaan Indonesia serta melobi dan mencari dukungan internasional.

Bentuk perjuangan pergerakan yang dipimpin Kahar ini antara lain melalui siaran radio dan rapat umum. Abdul Kahar Muzakkirjuga mendirikan kantor berita Indonesia Raya. Tuntutan Indonesia bahkan disiarkan di media massa Timur Tengah. Abdul Kahar Muzakkir diketahui bergabung di Partai Islam Indonesia bersama Prof Rasyidi, KH Mansoer, Prof Faried Ma’aroef, Mr Kasmat Bahuwinangun, dan Dr Soekiman Wirjosandjojo.

Abdul Kahar Muzakir juga tergabung sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang dibentuk oleh Jepang. Abdul Kahar Muzakir termasuk salah satu tokoh yang mewakili nasionalis Islam dalam sidang-sidang BPUPKI. Salah satu yang diperdebatkan kala itu adalah bunyi sila pertama yang tidak disetujui oleh kubu nasionalis sekuler.

Pada akhirnya, setelah kesepakatan bersama, bunyi sila pertama menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, setelah sebelumnya adalah “Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.” Dua bulan menjelang kemerdekaan, Abdul Kahar Muzakkir menjadi subkomite BPUPKI bersama 9 anggota lainnya, termasuk Sukarno dan Hatta, ia ikut menandatangani Piagam Jakarta.

Pendiri dan Rektor Pertama UII

Setelah masa kolonial, fokus perhatian Abdul Kahar Muzakkir lebih ditujukan kepada usaha memajukan pendidikan (tinggi) Islam. Abdul Kahar Muzakkir memiliki andil besar dalam pendirian Sekolah Tinggi Islam (STI) yang nantinya dikenal sebagai Universitas Islam Indonesia.

Universitas Islam Indonesia resmi berdiri pada 8 Juli 1945 dengan nama Sekolah Tinggi Islam dan didirikan di Jakarta. Kemudian pada 10 April 1946, STI dipindahkan ke Yogyakarta dan pada 1947 berubah menjadi Universitas Islam Indonesia (UII).

STI sendiri adalah cita-cita luhur para tokoh Indonesia yang ingin mendirikan pusat pendidikan tinggi yang bukan milik pemerintah kolonial Belanda. Prof KH Abdul Kahar Muzakir menjadi rektor pertama sejak didirikannya STI.

Abdul Kahar Muzakkir menjabat sebagai rektor selama dua periode, yaitu 1945-1948 (pada masa STI) dan 1948-1960 (pada masa UII). Hal ini menjadikan Abdul Kahar Muzakkir sebagai rektor paling lama menjabat yaitu 15 tahun. (Tribunnewswiki.com)

Haji MasyhudiHaji MudzakkirHaji Mukminkomandan laskar Pangeran DiponegoroKyai Hasan BusyairiMuhammadiyahProf. KH. Abdul Kahar MuzakirRifqi Abdul KaharUniversitas Islam Indonesia (UII)
Comments (3)
Add Comment