Dalam Rangkaian Pelantikan, GPI Jakarta Raya Bedah Gerakan Radikal dan Intoleran

GPINEWS.COM – Pimpiman Wilayah Gerakan Pemuda Islam (PW GPI) Jakarta Raya Gelar Pelantikan dan Diskusi Publik dengan tema ‘Peran Gerakan Pemuda Islam dalam Menangkal Paham Radikalisme dan Intoleran di kalangan Pemuda dan Pelajar”.

Kegiatan Pelantikan dan Diskusi Publik tersebut dimulai sekitar pukul 13 : 30 sampai dengan 16 : 00 WIB. Di Hotel Ibis Senen, Jakarta Pusat. Sabtu (18/12/2021).

Read More

Dalam pemaparan materinya Wawan Setiawan menyampaikan bahwa radikalisme dan intoleran tidak bisa lepas dari fenomena global dan isu-isu internasional.

“Berbicara soal radikalisme ini tentunya tidak terlepas dari pengaruh globalisasi serta fenomena isu-isu internasional yang membawa dampak dan pengaruh baik langsung maupun tidak langsung terhadap dinamika dan kondisi cara berpikir masyarakat Indonesia,” tuturnya.

Lebih Lanjut Wawan menjelaskan, bahwa fenomena seperti seperti radikalisme dan Intoleransi karena adanya persaingan ekonomi global. Selain itu, berkembangnya dampak dari perang asimetris yang tanpa kita sadari tanpa terlihat.

“Adanya aktor-aktor besar di belakang perang asimetris yang tidak terlibat secara langsung. Selain itu, fenomena yang tidak kalah penting adalah revolusi industri, yang sekarang di istilahkan adalah revolusi industri 4.0,” jelas Wawan.

Lanjut Wawan, bahwa revolusi industri sangat dipengaruhi oleh media informasi, media dan teknologi menjadi pemain utamanya.

“Kekuatan informasi memiliki potensi dan menjadi sebuah kekuatan yang dapat membawa dampak, serta pengaruh langsung di berbagai bidang. Baik ideologi, politik, sosial, budaya maupun keamanan,”tambahnya

Gerakan-gerakan yang disebut terorisme adalah gerakan-gerakan yang identik tentang agama, dalam rangka untuk mencapai atau mengumpulkan solidaritas dan solidaritas. Maka ukhuwah agama yang paling kuat diantara bentuk solidaritas lainnya,

“Berdasarkan data yang kami punya bahwa pelaku terorisme sebagian besar sudah bisa dipastikan dia beraliran intoleran dan radikal dan itu sebagian besar pelakunya berusia antara 18 hingga 31 tahun,” ungkap Wawan.

“Mereka memiliki pola pikir yang lebih kritis, kemudian juga punya kondisi fisik dan semangat yang relatif masih prima. Salahnya kelompok-kelompok tersebut  melakukan tindakan-tindakan yang  digolongkan sebagai terorisme,”tutupnya. (AMN).

Sumber : https://suaramerdeka.id/dalam-rangkaian-pelantikan-gpi-jakarta-raya-bedah-gerakan-radikal-dan-intoleran/

Comments (0)
Add Comment